Asal: Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Ayam Tangkap adalah salah satu ikon masakan khas dari ujung barat kepulauan Nusantara alias propinsi Nanggroe Aceh Darussalam atau disingkat NAD. Sekilas sajian ini mirip ayam goreng bercampur
sampah bumbu alias bumbu yang biasanya dibuang dan disingkirkan saat dihidangkan ;-). Jangan salah, justru rempah-rempah bumbu inilah yang membuat sajian ini terasa
istimewa, lain dari masakan Indonesia umumnya.
Sajian ini melengkapi masakan khas Aceh lainnya yang akhir-akhir ini mulai dikenal di daerah Indonesia lainnya selain
Mi Aceh. Seperti masakan Aceh umumnya, sajian ini dipengaruhi rempah bernuansa India dan Arab.
Salah satu rempah wajib sekaligus yang memberi karakter pada masakan ini adalah daun kari atau di Indonesia dikenal dengan nama salam koja atau daun temurui. Paduan dari bumbu halus bercampur
dengan daun pandan, serai dan daun kari memberikan aroma dan cita rasa tersendiri saat digoreng. Bahkan saat menyantap, saya makan sekalian daun kari goreng ini karena penasaran, ternyata rasanya
kriuk-kriuk sedap ha ha ;-)
Tip: Butuh kesabaran saat membuat dan menggoreng Ayam Tangkap. Goreng 1/2 dari jumlah ayam dengan minyak secukupnya karena minyak akan meninggalkan kotoran dari remah-remah bumbu.
Meski beberapa referensi resep menyatakan minyak bekas menggoreng bisa anda pakai untuk menggoreng batch berikutnya tetapi saran saya dari pengalaman pribadi lebih baik anda ganti minyak setiap kali atau saring dulu sebelum menggoreng
batch berikutnya. Minyak yang kotor oleh remah bumbu akan menyebabkan kotoran hitam yang gosong menempel pada ayam dan merusak cita rasa.